rizal1790
| Forum role | Member since | Last activity | Topics created | Replies created |
|---|---|---|---|---|
| Member | May 3, 2013 (13 years) |
- | 1 | 0 |
- Forum role
- Member
- Member since
May 3, 2013 (13 years)
- Last activity
- -
- Topics created
- 1
- Replies created
- 0
Bio
Orang tuaku memberikanku nama ” Syahrinil Rizal.” Sebagian berasal dari bahasa arab “Rizal” berarti laki-laki. Saya lahir di Palembang pada Awal bulan Shofar 1386 Hijriyah (19 Juni 1966). Bulan dimana Tap MPR XX menetapkan 1juni 1945 adalah hari lahir pancasila dan lagi populer lagunya Beatles:
Yesterday
All my troubles seemed so far away
Now it looks as though they're here to stay
Oh, I believe in yesterday
Suddenly
I'm not half the man I used to be
There's a shadow hanging over me
Oh, yesterday came suddenly
Why she had to go, I don't know
She wouldn't say
I said something wrong
Now I long for yesterday
Yesterday
Love was such an easy game to play
Now I need a place to hide away
Oh, I believe in yesterday
Why she…
Mama suka sekali memutar lagu tersebut dalam waktunya menjahit dan membuat kue. Mama pintar keduanya dan sempat mengajar, menjadi guru di rumah kami. Aneka ragam kue akan sangat enak sekali ditangan mama. Tak heran kalau banyak yang memesan jika lebaran tiba. Mama pintar bergaul mengundang tetangga dan teman-teman mengadakan pengajian dirumah.
Papa menemani setiap kesibukan mama jika tidak kerja di Hotel Asiana Palembang, sebagai manager melapor kepada kakek (Bak) Asaari. Papa senang berolah raga seperti tennis dan tennis meja. Beliau pendiri klub Gelora sebuah perkumpulan tenis meja. Orang yang memperkenalkan ku dengan pengan “TAHWA” kembang tahu dengan kuah jahe. Hmm segerrr.
Malam jum'at kali ini memunculkan kerinduan dengan kampung halaman, rumah di 22 ilir. Anganku terbang ke palembang ..KUN FAYA KUN kataku.
Aku mendengar 5 suara sekaligus dari 4 kamar yang ada. Kamar bercat biru dekat tangga, melafazkan ayat alquran berbunyi lambat tapi terang. Didalam kamar itu ada kakak ku nomor 4, Syaiful. SE
Berhadapan dengan kamar kakak no.4 , bercat cream hampir kecoklatan di kremangan sinar lampu balon 25 watt. Suaranya agak tergesa gesa melantunkan surah alquran yang sama. Dia Kakak ku no.5, Ir. Mustafa Andi alumni Universitas Islam.
Aku kemudian melangkah lebih masuk disamping kakak no.5, yakni kamar central dan lebih terang dari kamar kamar lainnya. Bentuknya lebih luas dan interior nya lebih cozy maklum kamar inilah hampir semua senasab denganku menikmati malam pengantin. Aku biasanya menikmati suara cengkok lagu Bayati dengan tartil yang jelas dari dua wanita yang sangat ku hormati kakak no.1, Rosalina. SH dan no.3, Sofariani SM.
Kuteruskan jejak langkah angan semakin kedepan, disitu ada satu kamar bersebelahan dengan ruang tamu. Aku sering takut kesitu karena pemiliknya tertutup, nggak boleh dikotori dan banyak buku buku tebal. Langkahku berhenti lama suaranya kencang dan berirama seperti qorii. Dia kakak ku no.2, Ir. Syahrial seorang sarjana tehnik elektro.
Ajaibnya sebelum Isya, Ke lima suara tersebut hampir berhenti di ayat yang sama yaitu Ayat 82 ... kun Faya kun dari QS Yaasin (apa yang dikehendaki terjadi akan terjadi atas izinnya.
Maka diharapkan tanggal 19 februari suara suara tersebut akan terjadi hadir kembali seperti masa masa lalu. Dan aku dirundung kerinduan merinding ingin pulang. Aku bertujuh saudara lengkap
Kak Lin
Kak Syahrial
Kak Irin
Kak Epol, yang waktu sunat kulit burungnya terjepit resliting celana. Sorenya bisa main pimpong lagi ha ha. Ha…
Kak Andi
Dan adik ku
Eep.
Aku senang sekali ikut kegiatan kampung misalnya latihan rebana di 24 ilir dan luar biasa bahagia kalau hari minggu di undang “Ngarak” menggiring pengantin. Ada juga ikutan main bolah karang taruna dibawah asuhan mang Parmin karang taruna 22 ilir.
Bangunan kayu rumahku dibangun sejak tahun 1928 dan bentuknya panggung dan dipertahankan sampai sekarang, tentu sudah tidak gagah lagi sewaktu pertama kali di bangun. Seminggu sebelum lebaran tiba, kami bertuju menyerang dinding-dnding dan pintu ukirannya di lantai atas (pocok)san lantai kayu. Semua hiasan kungan menjadi kinclong karena papa senang mengusapnya dengan “Braso” dan mengelap lantai dengan bahan politur.
Kamar ku dibelakang lantai atas bersebelahan dengan kamar Mang Usin penggemar lagu padang. Jika jendelanya dibuka maka dendang lagunya berbunyi:
Tak tontoang galamai jaguang
Tagunda-gunda lah kacambuang basi
Yo dahulu lah balaki ajuang
Kini lah balaki lah tukang padati
*Ha ha… itu lagu kenangan.*
Biasanya lagu itu berlalu tanpa kesan tapi sekarang jadi lamunan dan kalau inget aku ketawa sendiri karena bukan lagunya tapi jika beruntung bisa lihat anak gadis berganti baju ….ha ha ha norak.
Sahabat kecilku ada beberapa orang yang ku ingat-ingat , setiap sepulang sekolah latihan karate bersama dua bersaudara “Iyon” dan “Nelpo” dan hari minggu bisa jadi teman juga untuk berenang di “Sembath” ke jalan kartini. Lumayan jauh pergi dan pulang mengayuh sepeda “si Dragon Biru” … Menyenangkan sekali.
Sewaktu liburan saat duduk di SMP , Mek Habsah (cek besah) dan anaknya kak soleh mengajak ku ke Bengkulu kerumah David dan Heri. Hari gini akan malu karena pengalaman yang luar biasa. Duduk dibelakang goncengan Heri yang setengah mabuk mengendarai motornya kesetanan hampir-hampir dikejar supir bis mau dibunuh. Karena menghalangi jalan mereka. Waduh aku berteriak takut dan ngompol … minta maaf… Herri orang berani tetapi tidak berperhitungan. Akan bertambah lagi kalau minum anggur cap orang tua ditambahi dengan Mansion.
Kapok… tapi itu menyenangkan dan tidak terlupakan!
Aku mengingat-ngingat seseorang di dekat rumah, seperti pak Hisom, Pak Cik Mat met, pak Daryatmo dan buk nurhayati guru-guru sd, smp dan sma yang berjasa membentuk ku saat ini. Dan yang paling ku rindu dia, Ibu Masiati guru bahasa indonesia, yang pernah nyuruh beli nasi bungkus dan memberikan nilai drama 8 . Luar biasa..
Bak dan Mek tidak banyak kukenang selain sudah lama juga karena rumah nya jauh 10 km dari rumah kami dan lagipula mereka sibuk sekali. Ada yang nyandu hidup dimasa itu dari merekalah kami biasanya dapat angpao di saat lebaran tiba. Memang keduanya berharta banyak termasuk memperkerjakan papa di hotel.
Paman husin, adik mama, juga tinggal di lantai dua hotel dari 3 lantai. Juga, om ini orangnya pendiam dan sedikit sekali berinteraksi. Ada perbedaan sangat jauh dengan kakak mama perempuan, karena sangat dekatnya kami pun memangil dia “MAMI”. Kalau kerumah ia selalu membawa buah tangan kadang-kadang Serikaya atau rambutan. Dari mami jugalah aku bisa bermain-main ke bioskop karena suka memberi uang kepadaku. Kalau dia menyuruh “nyambat” pastilah aku diberikan uang lebih.
Aku sekolah jalan kaki ke SMP 6 yang letaknya lumayan jauh dari rumah mungki 10 kilo meter atau lebih. Perjalanan dari 24 ilir,serelo lalu melewati jembatan (JPO) Kansas dan masuk ke mall “Makmur” namanya. Disini godaan banyak sekali untuk bolos karena ada bioskop dan tempat nongkrong dibelakang mall. Eiits… aku tahu yang kamu pikirikan Alhamdullilah tidak seperti yang kamu pikirin. Sebenarnya sebelum sampai sekolah juga masih ada godaan lebih dahsyat yaitu bioskop “Mahkota”, kalau hari tertentu di buka jam 10:00 bayangi kalau mau bolos… Salah! Tidak seperti yang kau pikirkan aku lulus sekolah dan menempati rangking 10 terbaik dikelas. Hmm
Ku menarik panjang nafas … pernah juga keplisut jatuh ke tempat yang salah dengan sepupuku “Ijul “ tukang memperbaiki mebel, sofa dan kursi. Biasanya dikerjakan dibawah panggung rumah dan aku nongkrong lama bersama dia yang asik menggunting kain dan menjahit. Sambil bekerja dia merokok gudang garam surya. Dan malam hari juga, aku nempel ke dia yang hobi menyanyi dan bergitar, lagi-lagi sambil merokok Waduh aku kecanduan … merokok.
“Dadang”, sepupu yang berjasa.
Waktu duduk di SMA, anak Mami , Dadang sangat berjasa karena memberikan pelajaran gratis nyetir mobil Hi-ace.. Gearnya gear tangan… aku di ajari sampai ke Airport talang betutu. Sekarang airport tersebut bernama Bandara “Sultan Mahmud Badarudin II”.
Yah, bayaran nya paling..paling pempek, atau model mamat di dua puluh dua ilir. Itu juga aku ikutan makan karena itu adalah makanan kegemaranku.
Tanggal 19 juni adalah tanggal kelahiranku tapi tidak pernah dirayakan karena bukan kebiasaan kami dikeluarga untuk merayakan. Tapi… aku merayakan jika teman dekatku berulang tahun. Aku berikan Liontin batu berbentuk hati dan itu pun yang terakhir. Pacarannya kandas. Batunya sekarang sudah terbelah dua. He he… Cinta kilat… cinta monyet … tak ada hubungan kiamat, sekarang lupa …tidak ada yang lengket.
Kami memang diterima di universitas yang sama tapi temanku ke Fakultas Pertanian sementara aku diterima di fakultas hukum.
Aku putuskan dia dan mau move on di universitas. Ada buang semua photo dan tulisan yang pernah dibuat dan bodohnya aku membuang photonya sama dengan menghilangkan gambar-gambar temanku yang lain. Suatu kekeliruan yang sangat besar. Temanku adalah teman nya dia juga maka kalau bertemu agak canggung sekali. Ah… bye-bye cinta monyet…
Jenjang kampus membuatku sibuk belajar hukum perdata, pidana dan tata negara. Beberapa mat-kul menarik adalah hukum adat dan hukum international. Ciye ciye…. Itulah yang bagus dalam transkripku.
Sampai selesai di fakultas hukum aku masih belum punya pacar alias jomblo. Ada seseorang menempel tapi tidak begitu serius.
Pada saat usia ku sudah 25 tahun berarti setahun telah meninggalkan rumah dua puluh dua ilir dan tantangan “tidak betah” di hutan di balas pulang setiap 3 bulan sekali. Aku suka sempatkan ketemu teman SMA di jalan tangga buntung. Tentunya tidak pakai sepeda dragon biru melainkaan motor gede suzuki binter. Kalau tidak salah pemberian dari mama hasil tukar tambah tanah dengan om Husin.
Mama yang luar biasa, ada selain motor yang tak terlupakan kalau aku pulang ke kota palembang selalu menyiapkan makanan dan mengingatkan shalat lima waktu .
Mama adalah orang kuat, tegar pergi kemana-mana mendatangi rekanannya jalan kaki, naik beca atau angkot biasa-biasa saja. Itu menjadi makanannya sehari-hari. Aku pernah sekali mendampingi mama naik beca kerumah tante Ana di jalan Duku, dan waktu pulang di simpangan jalan menurun antara 18 dan 19 ilir, tiba-tiba *si Mamang* tidak bisa mengendalikan bawaan nya, kami berdua terpental keluar beca.
Mama biasanya duduk diatas sofa hijau di ruang tamu depan di samping guci disamping kolam ikan bawah pohon nangka terkadang masih terdengar erangan pompa air "Eeng...stop....eeeng dst " atau, jika sepi tidak ada orang, saat itu bik minet nggosok dibelakang, sedangkan Yanti memasak; dia pindah duduk ke-kursi rotan yang cover warna cream kecoklatan di depan tivi letaknya menuju kamar cuci di tengah dimana ada bak besar ukuran panjangnya kurang lebih 1.5 meter dan cukup dalam lebih tinggi dari tinggi Taqif sekarang.
Matanya tertutup tangan diatas kaki bersila dibalut oleh gamis, dan rambutnya tertup selendang berbahan lembut kecoklatan sementara mulutnya melantunkan beberapa surat alquran diantaranya: Al Kahfy, Ar Rahman, Yaa sin, Al Mulk dan An Naba. Dia bisa duduk di depan tivi sehabis shalat fardu sambil nonton sinetronan. Luar biasa!
Waktu itu bola matanya masih belum di operasi penuh dengan katarak hanya bisa melihat jarak dekat saja mungkin lima meter kedepan putih semua. Rahasianya: di saat usia sudah senja tapi masih fit mama selalu ikut arisan yang di temani tante Reni, cek nona dan cek saidah dari rumah ke rumah setiap bulannya. Ustadz kyai Zen Syukri, atau ustadza-ustadza dari kampung terdekat yang dalam tausianya selalu menekankan kecintaan akan membaca al quran dengan hati putih bersih. Alhamdullilah ketika pulang ke rumah merojaah (mengulang) bacaanya. Ajaib beliau tetap mengaji walau keadaan mata tidak mendukung, "setengah buta".
Sungguh malu melihat physik ku, dengan usia senja,mata masih bagus tidak ada surat-surat panjang yang ku hapal. Jangankan hapal .., membaca rutin pun tidak karena kesibukan duniawi. Hanya malam jum'at ku menderas surat Yaa sin dan jum'at pagi membaca surat al kahfi itu pun kalau lagi ingat dan membutuhkan Perlindungan Allah. Astargfirullah...
Ya Allah hamba.. memohon ampun atas lupa dan alpa.
Saat ini aku masih punya niat dan tekat untuk mencoba mengingat bukan menghapal loh! Apa bedanya menghapal dan mengingat? Menghapal membaca dan memasukan kedalam otak, sedangkan mengingat adalah memanggil kembali di alamat tempat menyimpan diotak. Betul?
Aku baru mulai membaca dan menerapkan "Magic Memory Al-quran" metode ajaib menghafal dan mengikat hafalan Al-quran. Karangan Erwin Kurnia Wijaya, M.PD. Sekarang Alhamdulillah Surat An-naba, surat ke 78 berisikan 40 ayat sudah kuhapal.
Mau tahu Triknya? Yang jelas nomor ayat diterjemahkan dengan kata-kata dan lantunan ayat supaya hapal diganti dengan kata-kata yang mudah di ingat oleh otak. Contoh ayat ke 23, angka 23 dikonversi menjadi "NeMo" nama ikan. 2 mirip dengan hurup N sedang 3 mirip dengan M. Jika diperhatikan terjemahan angka di pakai konsonan bukan hurup vokal.
Lalu untuk memancing otak mengingat, lantunan La bisi na fii ha ahkoba mirip Lagi bersinar tempatnya NeMo.
Asyiik ... bukan?
Dan beberapa hari membereskan luka-luka kecil kembali ke kalimantan lagi.
Bener-bener deh, aku diuntungkan hidup di kalimantan timur banyak berteman dengan orang lain pulau: Sulawesi, Banjar , Jawa dan sumatra. Mereka berbaik-baik dengan kita dan perhatian satu sama lain. Kalau ada yang pulang cuti atau R & R pasti membawa tentengan khas masing-masing daerah. Juga waktu pulang ke sini dari Palembang kubawakan kerupuk dan kemplang lalu kubagi-bagi kepada mereka.
Didalam Kamar Barak A3 no.3, akan datang satu persatu Muhlisin, Suwandi dan Alidin sambil bercerita favorit orang rumah sekalian makan kerupuk.
Aku biasanya bilang orang dirumah selalu menanyakan seperti apa Sangatta itu? Apakah geography, penduduknya (apakah banyak dayak?), mata pencahariannya dan akses masuk kedalam Pit.
“Sangatta itu kepanjangan dari Sangat Menderita, Terbang dulu dari jakarta ke balikpapan, lalu naik pesawat kecil berbaling-baling. Nggak bisa lewat darat jalannya rusak. Kalau mau kita lewat laut – bisa sehari semalam ke laut. Sangatta itu di pesisir laut. Selat Makasar. Di peta bisa dilihat dari balikpapan, naik keatas samarinda, Bontang barulah Sangatta. Penduduknya mungkin baru 50 ribu jiwa, 1 orang per 1 km persegi. Sepi bener yah… Kalau masuk ke hutan tidak juga sepi. Ada dayak rumpun punan suku Modang dan suku wahea yang akan menyambut kita. Jika beruntung mengikuti acara adat mereka seperti perkawina unik:
“ Aroma kemenyan menyengat seluruh ruangan. Kepulan asap tipis itu berhulu pada serangkaian sesajen yang terletak di atas meja. Ada tembakau, telur, beras, sirih, dan buah pala. Tepat di depan sesaji itu, sepasang mempelai berpakaian adat Ebing, lengkap dengan setduq yang terpasang di kepala dan tehas (sarung panjang warna terang dengan motif khas Dayak). Sebilah mandau terselip di pinggang kiri pengantin pria.
Sesaat kemudian, pengantin pria memutar kaki kanannya di atas asap. Gerakan serupa diulang dengan kaki kirinya. Ritual berlanjut dengan pemotongan dua ekor *babi jantan* di hadapan pasangan mempelai. Pemotongnya tetua adat, seorang perempuan yang dipercaya memiliki kesaktian tinggi.
Lalu sang tetua adat mengoleskan darah babi di kening pengantin pria dan pada busana pengantin perempuan. Ritual ini berakhir dengan tarian ngelian. Setelah itu, kedua mempelai memberikan kenang-kenangan kepada orangtuanya. Ritual ini biasa disebut Kemheng.”
Pemuda dayak yang di kpc menganut agama islam banyak juga. Mereka tersebar bekerja di aneka divisi khususnya ditempatku ada Elias dan Subandriu dua pemuda cekatan dan rajin menimba ilmu. Elias sekarang bekerja sambil kuliah menyeselesaikan S2 nya di universitas mulawarman. Kalau cerita dayak lumayan banyak… siap di bikin satu judul yak. Aku mengahiri pertanyaan anggota keluargaku.
Kak Ipul sering nanya juga tentang pekerjaan ku. Ngukur-ngukur seberapa kuat perusahaan tempatku bekerja. Maklum ia Bankir. Aku menjawabnya Sebagai graduate trainee tempat yang muter-muter di tiga department. Pertama di Supply department, pindah ke accounting lalu ke commercial services. Setelah tiga tahun barulah kembali ke Supply lagi.
Lumayan lah, tahun 1991-1992, gajinya sudah 700 ribuan di mana 1 dollar dikonversi Rp. 2000,- Kalau dibandingan dengan sekarang senilai 5 jutaan. Dua setengah kali lipat dari Upah minimum regional… besar yah?!
Seorang temanku di commercial serviser baru saja meninggalkan kita. Ada manfaat mengikut cerita agar mengikuti sunah nabi untuk menjaga kesehatan badan dan juga satir “Wowo” yang kejam. Isteri yang tidak ihlas disamarkan dengan punya kekuatan batin. Dan juga mau dikenang seperti apakah jika kita meninggal.
Mulai ..
Sewaktu jadi fresh graduate, perjalanan bisnis yang pertama kali aku lakukan adalah dengan notaris frans delanoy yang berdomisili di Bontang. Selesai berurusan, berangkat ke Samarinda sama bang Jafet.
Melewati Jembatan Mahakam papasan dengan ponton ponton batubara dan lalu lalang di Sungai Mahakam. Turun ke bawa lewati masjid besar samarinda biasa disebut Islamic Center.
Rumahnya bang Yafet udah di sana kira-kira lima setengah kilo meter ke Jalan KS Tubun dalam.
Dia yang membawaku ke sana dengan vespa, dia perkenalkan aku ke tempat-tempat hiburan menurut dia bekerja seharian kita perlu hiburan.
Aku bilang “iya” manut saja. Menjemputku malam hari lalu keluyuran sepanjang Sungai Mahakam Ia beritahu aku Di mana saja karaoke tempat noni noni biasa menjajakan diri. Abang Jafet memang senang juga menyanyi.
Ini entah kesekian puluh tahun berlalu, aku datang lagi namun tidak bersenang-senang tapi menemui Abangnya jafet yang terbujur kaku dalam peti.
Di hari Minggu pagi masih belum ada tamu yang banyak datang beberapa orang tiduran di dinding samping peti mati. Abang Yafet ymengenakan kacamata diatas kulit wajah nya yang *hitam lebam* dibalut dengan jas hitam taksido tangannya dilipat di atas dada, pada jadi tersemat cincin berlian blue safir di jari manisnya dan diujung kaki , sepatu fantofel berdiri gagah mendampingi kaki yang telah berselimut pula.
Ibu Ida menemui kami bercerita dengan lirih saat kritis perutnya membesar, mengeluarkan darah menahan perih yang teramat sakit. Sempat dia berkata agar istrinya menggantikan posisi dirinya. Situasi terdiam aku melihat keluar jendela rumah seorang Pak erte sedang bercerita. Ia seorang muslim,
Pak Erte mengimamin masjid di kampung sampai dengan saat ini. Mengajak umat disitu shalat berjamaah. Kata dia pada orang kampung disana: “Hikmahnya adalah kita mendapat limpahan pahala, kesegaran udara subuh yang baik terutama untuk menyehatkan paru-paru serta menyegarkan pikiran.
Disaat orang lain tidur pulas, dia sudah bangun sebelum subuh. Macam-macam yang dikerjakan untuk mendekatkan diri dengan sang halik lewat Tahajud, Witir dan munajat.
Pak Erte bertanya: Mobil siapa semalam berisik betul di kompleks kita ini, alarmnya hidup sampai subuh berbunyi.
Saya bunyikan pagar rumah pemilik, tapi tidak ada satupun yang keluar dari rumah itu. Ketika saya ke rumah dan ke Masjid bertemu bapak, barulah mobil itu tidak bersuara.
Rumah tinggi itu di satroni seseorang atau sekelompok orang lewat garasi milik nya yang menyebabkan alarm mobil aktif bekerja mengeluarkan suara.
Seperti pada umumnya, alarm bakal berbunyi nyaring kalau ada hal-hal yang mencurigakan, yang dideteksi oleh mobil. Alarm bisa membaca guncangan, sinyal, bahkan sensor yang kiranya mencurigakan, lho.
Apakah ada yang ingin mencuri mobil kaik , merampas piranti-piranti seperti kaca spion, atau mencuri barang-barang di dalam mobil miliknya? Tanya pak Erte.
Rumah yang dimaksud adalah rumah temanku, seorang kristiani. Semasa hidupnya ia banyak pengalaman diganggu padahal ia orang baik mengasihani teman-teman yang kurang berhasil. Pernah sekali bercerita tentang si wowo manager produksi, gila kerja.
Tubuhnya bener-bener kotor. Giginya tidak dibersihkan. Kumis melewati bibir, Jenggotnya panjang melengkung dan kuku-kukunya panjang hitam pekat dan maaf, boro-boro mau mencukur bulu ketiak atau kemaluan mandi saja jarang.
Kesehatan dan kebersihan jiwanya dirusak oleh lingkungan kantor dan nafsu menguasai dengan akal terbatas.
Telephonenya berbunyi mulai ia belum bangun subuh sampai dia mau tidur. Laptopnya seringkali tidak dimatikan baik yang ada di kantor atau juga yang pribadi terletak di rumah. Ia hanyut dalam meeting dan terkadang karaoke-an merayakan pesta, katanya: “Sekali-kali aja!”
Keadaan kufur demikian menggerogoti dia bertahun-tahun. Kasihan banget: isterinya jadi sansak tinju menerima luapan kemarahan darinya. Tatkala rekan kerja menyalahkan dia yang terledor atau boss-bossnya teriak-teriak kareja dia yang tidak mampu membalikan semua tuduhan. Hari itu dia stress banget!
Emosinya seperti *gas* dalam pantat besar dan leher panjang berdiameter sempit. Teraduk-raduk geram. Ia sering mengeluh: “Akut tidak sanggup! Nggak Tahan…” Dia menjerit sakit ketika otot betis dan jempol mengencang mau keluar dari raga.
Sering ia berkata kasar, mudah kesal bahkan melampiaskan kekesalan pada istri dan anaknya. Padahal, kekacauan yang ia ributkan bukan berasal dari anggota keluarga.
Jabatan di kantor, Ia duduk di middle management jadi tidak bisa marah-marah pada rekan kerja dan teman bergaul lain. Yang jadi sasaran empuk yah .. isterinya.
Menurutku, menumpahkan amarah dan emosi kepada keluarga dibandingkan pada orang lain.
Ia mudah banget intolerance dengan tingkah anaknya dan selalu menyalahkan istri.
Istrinya sekarang berada dalam Tyrani di istana sendiri.
Kasihan sekali hidup istrinya, batih keluarga yang ia jalani tumbuh menjadi neraka. Ia menelan perlakukan yang sebaliknya. Jangankan mendapat kasih sayang baginya dia adalah seorang suami menyalah gunakan haknya, pemerkosa dan tukang pukul istri.
Pengorbanan siksaan suami selalu dibayar denga rasa cinta amat dalam dan tercurahkan kepada anaknya.
Kenanganku hilang tentang cerita bang jafet tentang wowo saat didalam rumahnya sekeluarga pelayat lain berbadan gemuk berkerudung berbicara dengan isterinya bang jafet Yosida:
Saya dikasih tahu hari juma’at yang lalu tapi saya anggap angin lalu nggak percaya. Hari sabtu ada WA group kita …. lah loh…. kaik jafet kah yang meninggal. Chika mau ketempat kaik jafet? mau.. kata chika iya memang suka ke sini sejak kecil. Kalau kaik turun dari Sangatta, pasti ke rumah kaik Jafet.
Ibu rosyida mengelus kepala chika. Kaik sudah tidak ada lagi. Mami chika menunjukan muka sedih. Bulir air mata ada di pojok mata kadang mengalir deras diata pipi turun ke bibir.
Dek Jafet udah tenang selesai sudah urusan.
Ida: Kayak tidur saja kata saya. Dia barusan lewat. “Iya dia masih ada” dek ida khan bisa *lihat*. Bang Jafet tahu kalau ada yang ia sayangi datang. walaupun dia pendiam, ketawa senyum senyum aja.
Ia sayang sama keponakan keponakan.
Ia ini sok kuat semasa hidupnya sering menyemangati dirinya tidak mau pakai tongkat. Habis pensiun dari petusahaan suka jalan jalan terus. Hari sabtu dan minggu walaupun badan nggak enak ida pergi ke mall.
Mintanya mall …malll terus.
Ia sayang banget sama keponakannya Dafa, Siifa dan Chika. di mall beli es krim sebesar wadah ember untuk mereka. ia sudah siapin tuh….
“Chika…. kaik sudah nggak ada…. kata Yosida.
Dek Ida jangan terlalu sedih ia nanti bertambah berat bebannya. Ida mengomentari mami. Semalam ketika tidak ada lagi tapi seolah kami masih ngobrol tangan nya memegangi tanganku: “Ayo pergi bersamaku”
Oh dia ngajak. Kata mami meresponse.
“Kami selalu bersama. Saya nggak tahu seperti apa jika tidak ada dia. Kemana mana selalu bersama. Seminngu yang lalu dia pijatin saya. Memang kamu selalu bergantian memijat. Kalau dia sakit akupun memijatnya.
Ia nggak pergi sampai wawan anaknya datang. Setelah menikahkan anaknya pergi bulan madu ke Makasar. Anaknya itu minta ke Bali untuk ber honeymoon. Bapaknya bilang; Jangan nak … Ombak besar … kamu ke makasar saja sekalian menikmati rumah baru kita di sana.
Suara ibu ida semakin melemah karena menahan isak tangis.
Ibu ibu .. maaf, saya mandi dulu.